PROSES
KEPERAWATAN
KESEHATAN
JIWA
Disusun oleh :
WAHYU DAYATMONO
G0A010055
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
A. DEFINISI
Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan
penerimaan, pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi.
Pada realitas, klien diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap
perawat harus sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien.
Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi.
Yang dimaksud klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau
masyarakat.
Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa,
mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara
terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien
dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.
Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional
(Kozier, 1991).
Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sitematis,
berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap
masalah kesehatan yang aktual dan potensial (Rosalinda, 1996).
B. TUJUAN
Tujan proses keperawatan dapat disimpulkan sebagai berikut :
bagi perawat :
a.
Peningkatan otonomi, percaya
diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
b.
Tersedianya pola pikir/kerja
yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisasi.
c.
Pendokumentasian dalam proses
keperawatan memperlihatkan perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
d.
Peningkatan kepuasan kerja.
e.
Sarana/wahana desiminasi IPTEK
keperawatan.
f.
Pengembangan karier, melalui
pola pikir penelitian
bagi klien :
a.
Asuhan yang diterima bermutu
dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b.
Terhindar dari malpraktik.
C. LANGKAH PROSES
KEPAERAWATAN KESEHATAN JIWA
1.
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari
proses keperawatan, yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan
atau masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual. Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan
jiwa dapat pula berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian
terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien
(Stuart dan Sundeen 1995, dikutip : Keliat, 1998). Cara lain dapat berfokus
pada lima dimensi yaitu Fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Untuk dapat menjaring data dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk teknis
pengkajian agar mudah dalam pengkajian.
Adapun isi pengkajian meliputi : Identitas klien,
keluhan utama/alasan masuk, faktor predisposisi, aspek pisik/biologis, aspek
psikologis, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping,
masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan dan aspek medik.
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu data obyektif dan data subyektif. Selanjutnya perawat dapat
menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien, sebagai berikut :
1)
Tidak ada masalah tetapi ada
kebutuhan :
- Klien tidak memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya memerlukan pemeliharaan kesehatan dan memerlukan follow up secara periodik karena tidak ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk antisipasi masalah.
- Klien memerlukan peningkatan kesehatan berupa prevensi dan promosi sebagai program antisipasi terhadap masalah
2)
Ada masalah dengan kemungkinan
:
a.
Risiko terjadi masalah karena
sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
b.
Aktual terjadi masalah disertai
data pendukung.
Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan dan
dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Fasid, 1993 dan INJF, 1996, dikutip :
Keliat, 1998). Agar penentuan pohon masalah dapat dipahami dengan jelas,
penting untuk diperhatikan tiga komponen yang terdapat pada pohon masalah yaitu
: penyebab (causa) masalah utama (core problem) dan effect (akibat).
Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari
beberapa masalah yang dimiliki klien. Penyebab adalah salah satu dari beberapa
masalah klien yang merupakan penyebab masalah utama. Akibat adalah salah satu
dari beberapa masalah klien yang merupakan efek/akibat dari masalah utama.
Gambar : contoh pohon masalah aspek jiwa
2.
Diagnosa Keperawatan
Pengertian diagnosa keperawatan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli sebagai berikut :
- Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpenito, 1993).
- Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial dan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu mengatasinya, (Gordon, dikutip oleh Carpenito, 1983)
- Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau potensial dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan (Carpenito, 1995)
- Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap respon klien baik aktual maupun potensial.
(Stuart dan Sundeen, 1995).
Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PE (Problem,
Etiologi) keduanya ada hubungan sebab akibat dan rumusan PES (Problem,
Etiologi, Simptom atau gejala sebagai data penunjang). Adapun tipe-tipe
diagnosanya yaitu : Diagnosa aktual, diagnosa resiko tinggi, diagnosa mungkin
dan masalah kolaboratif.
3.
Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek
yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum
memfokuskan kepada penyelesaian masalah (P) dari diagnosa tertentu, tujuan umum
dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah dicapai. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa tertantu. Tujuan khusus
merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki klien. Umumnya
kemampuan pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga aspek Stuart dan
Sundeen, 1995) yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan
etiologi dari diagnosa keperawatan, kemampuan psikomotor yang diperlukan agar
etiologi dapat selesai dan kemampuan afektif agar klien precaya akan kemampuan
menyelesaikan masalah. Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini
harus berfokus pada perilaku.
Tabel kata kerja untuk tujuan
No
|
Aspek/Domain
|
Kata kerja yang dipakai
|
1
2
3
|
Kognitif
Afektif
Psikomotor
|
Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan, bandingkan,
diskusikan, membuat daftar, menyebutkan,
Menerima, mengakui, menyadari, menyiapkan, menilai, mengungkapkan,
mempercayai.
Menempatkan, meniru, menyiapkan, mengulang, mengubah, mendemonstrasikan,
menampilkan, memberi.
|
4.
Implementasi Tindakan Keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu menvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan
masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya saat ini (here and
now).
Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai
kemampuan interpersonal, intelektual, teknikel, sesuai dengan tindakan yang
akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien. Lakukan kontrak
dengan klien yang diharapkan. Dokumentasikan semua tindakan yang dikerjakan dan
respon klien.
5.
Evaluasi Tindakan Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus
pada respoons klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi
dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan tujuan umum yang telah
ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP, sebagai pola pikir:
S = Respon
subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
O = Respon
obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
A = Analisa
ulang atas data subyektif dan obyektif atau muncul untuk menyimpulkan apakah
masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada.
P = Perencanaan
atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
g.
Rencana teruskan, jika masalah
tidak berubah.
h.
Rencana dimodifikasi jika
masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi hasil belum memuaskan.
i.
Rencana dibatalkan jika
ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan masalah yang ada serta
diagnosa lama dibatalkan.
j.
Rencana atau diagnosa selesai
jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah memelihara dan
mempertahankan kondisi yang baru.
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat
melihat perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi
sangat diperlukan reinforcement untuk menguatkan perubahan yang positif. Klien
dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self reinforcement.
6.
Dokumentasi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
- Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah menarik atau menuntun
kemampuan-kemampuan yang masih “tidur” menjadi aktif dan nyata. Tingkat aktif
dan nyata yang timbul dari dan bergantung dari kesadaran-kesadaran yang
mendukungnya pada tiap-tiap individu (Imam Barnadit, 1985)
Menurut Umar Tirtaraharja, dkk. Pendidikan formal, non
formal dan informal adalah subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistemnya.
Sedangkan sistem pendidikan nasional Indonesia seperti dituangkan dapam Tap MPR
No. II/MPR/1988 bertujuan untuk :
a)
Meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tanggung
jawab, mandiri, cerdas dan trampil dan sehat jasmani rohani.
b)
Menumbuhkan dan memperdalam ;
rasa cinta pada tanah air, semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial.
c)
Mengembangkan iklim belajar dan
mengajar yang dapat menumbuhkan ; rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang
inovatif dan kreatif.
d)
Mewujudkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat ; membangun diri sendiri dan bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
- Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni : penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmojo, 1997).
Menurut Bloom pengetahuan dicakup dalam domain kognitif
ada 6 tingkatan :
a)
Mengingat yaitu suatu kemampuan
menulang materi yang telah dipelajari sebelumnya.
b)
Memahami yaitu suatu kemampuan
menjelaskan, menginterpretasikan dan menyimpulkan tentang obyek yang diketahui
secara benar.
c)
Aplikasi yaitu suatu kemampuan
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil.
d)
Analisis yaitu suatu kemampuan
menyebarkan materi/obyek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan
masih berkaitan satu sama lain.
e)
Sintesis yaitu suatu kemampuan
meletakkan, menghubungkan atau menyusun formulasi baru dari informasi yang
sudah ada.
f)
Evaluasi yaitu suatu kemampuan
untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi/obyek.
- Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti
mendorong/menggerakkan (Tri Rusmi Widayatun, 1999)
Motivasi artinya dorongan atau kehendak yang menyebabkan
timbulnya semacan kekuatan agar seseorang itu berbuat atau bertingkah laku.
Karena tingkah laku tersebut dilatar belakangi motiv maka disebut tingkah laku
bermotivasi. Dorongan atau kehendak timbul karena ada kekurangan/kebutuhan yang
menyebabkan keseimbangan dalam jiwa seseorang terganggu (Singgih Dirgagunarsa,
1983)
Motivasi adalah proses mengajak seseorang atau
sekelompok orang, masing-masing dengan pribadi dan kebutuhan yang berbeda untuk
mewujudkan sasaran/tujuan bersama sekaligus tujuan pribadi (Sri Pramodawardhani,
1996).
Tingkah laku bermotivasi dapat dirumuskan sebagai
“Tingkah laku yang dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada
pencapaian tujuan serta kehendak terpuaskan”.
- Formulir Pengkajian Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
Adalah alat untuk mendapatkan data lengkap klien di RS.
Jiwa yang meliputi ; identitas klien, alasan masuk RS, faktor predisposisi,
fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme
koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan, aspek medik, daftar
masalah keperawatan dan diagnosa keperawatan (Keliat, dkk, 1999). Formulir
pengkajian proses keperawatan kesehatan jiwa tersebut diisi oleh perawat selama
klien dirawat sampai persiapan pulang dari RS.
- Petunjuk teknis (Juknis) Pengisian Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Adalah pedoman yang dapat menuntun perawat dalam mengisi
formulir pengkajian proses keperawatan kesehatan jiwa yang meliputi cara
pengisian identitas klien, alasan masuk RS, faktor predisposisi, fisik,
psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping,
masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan, aspek medik, daftar masalah
keperawatan dan diagnosa keperawatan (Keliat, dkk, 1999).
- Prosedur Tetap (Protap) Kerja
Adalah standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa
sehingga pelayanan keperawatan kesehatan jiwa dapat dipertanggungjawabkan/gugat
secara profesional. Standar tersebut merupakan komponen utama dalam
mengendalikan mutu keperawatan karena dapat dijadikan tolak ukur dalam
mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan (Depkes RI, 1998).
Adapun standar/protap keperawatan kesehatan jiwa
meliputi :
a)
Standar Askep kesehatan jiwa
Standar I teori
Standar II pengumpulan data
Standar III diagnosis
Standar IV perencanaan
Standar V tindakan
Standar V.a. Tindakan psikoterapeutik
Standar V.b. Tindakan pendidikan kesehatan
Standar V.c. Tindakan kehidupan sehari-hari
Standar V.d. Tindakan terapi somatik
Standar V.e. Tindakan lingkungan
terapeutik
Standar V.f. Tindakan psikoterapi
Standar VI evaluasi
a)
Standar Askep kesehatan jelas
pada gangguan perilaku seperti : halusinasi, panik,
perilaku curiga, perilaku depresi,
perilaku manarik diri, perilaku acuh, perilaku waria, perilaku bunuh diri dan
harga diri rendah.
DAFTAR PUSTAKA
- Keliat budi anna;Panjaitan;Helena.2005.proses Keparawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2.Jakarta:EGC
- Stuart, Gall W.2007>Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
- Suliswati,2005. Konsep Dasar Keperawatn Kesehatan Jiwa.Jakarta:EGC
- Yosep,Iyus.2007.Keperawatan Jiwa.Jakarta:PT.Refika Aditama.
numpang copast. mksh
BalasHapusmohon kunjungan balik ya.
http://shelfary.blogspot.co.id/2015/12/a.html